Kayu Ulin merupakan kayu klas awet yang memiliki daya tahan berpuluh-puluh tahun, kayu jenis ini banyak tumbuh di pulau kalimantan, khususnya di kalimantan timur. Jenis kayu ini sangat digemari oleh sebahagian besar masyarakat yang bermukim di Sulawesi Selatan, khususnya bagi mereka yang masih mempertahankan budaya rumah panggung, dan menjadi nilai prestise bagi mereka yang menggunakan kau Ulin sebagai bahan bangunan rumah panggung mereka.
Memiliki rumah panggung berbahan kayu Ulin masih dianggap sebagai golongan orang-orang kaya dan bangsawan di sebahagian daerah di Sulawesi Selatan, betapa tidak untuk membangun sebuah rumah panggung dengan tiang kayu ulin, menghabiskan biaya antara 300 juta - 1 miliar rupiah. Untuk memperoleh tiang-tiang utama dari kayu Ulin mereka harus menunggu bertahun-tahun dengan harga yang sangat tinggi, mereka menunggu para cukong kayu dari pulau kalimantan yang juga merupakan masyarakat sulawesi selatan yang bermukim di pulau kalimantan.
Salah satu kabupaten yang masih gemar membangun rumah panggung di sulawesi selatan misalnya kabupaten enrekang, hampir 50 % rumah-rumah mereka masih rumah panggung dengan konstruksi kayu berbahan kayu Ulin untuk tiang-tiang utama dan gelagar.
sedangkan dinding dan lantai, mereka gunakan kayu merah yang berasal dari sulawesi tenggara, yang terkenal penghasil kayu kumea dalam bahasa daerah sulawesi. kedua jenis kayu ini sebahagian besar tumbuh di kawasan hutan lindung bahkan di kawasan hutan konservasi yang seharusnya dijaga dan dilestarikan.
Kayu Ulin yang berasal dari kalimantan berdasarkan beberapa pekerja rumah kayu memiliki dokumen resmi sehingga bisa masuk di enrekang sebagai salah satu kabupaten yang banyak membutuhkan kayu Ulin untuk konstruksi rumah panggung mereka. dari diskusi dengan para pekerja rumah panggung, setiap rumah panggung ukuran 16 tiang, paling tidak membutuhkan kayu ulin sebanyak 10 -15 M3 dari berbagai ukuran, maka tidaklah mengherankan jika nilai prestise dari para pemilik rumah panggung naik setelah mampu membangun rumah panggung berbahan kayu Ulin.
maka tidaklah berlebihan kita boleh mengatakan bahwa " jika hutan lindung dan konservasi yang ditumbuhi kayu ulin " tidak kita temukan lagi di kalimantan maka bolehlah kita datang berkunjung di rumah-rumah panggung yang banyak berjejer di hampir seluruh wilayah kabupaten di sulawesi selatan.
Rumah-rumah panggung berbahan kayu klas awet (Ulin dan merbau ) juga boleh dikatakan sebagai penyebab hancurnya hutan lindung dan konservasi di kalimantan dan sebahagian kawasan hutan di indonesia. Rumah panggung telah menjadi ikon sulawesi secara umum akan tetapi menjadi penyebab kerusakan hutan di Indonesia. kita boleh berbangga memiliki rumah kayu dari kayu Ulin dan merbau, tapi akan marah dan tidak akan bangga di sebut sebagai perusak hutan di Indonesia.
sekedar share semoga ada manfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar