Sabtu, 21 Juli 2018

3 hari hujan menyebabkan banjir dan merendam rumah warga di Sakuli Kolaka

http://kelincipercobaan.com/
Foto  pak Surdin memegang Microphon ( Bhabinkamtibmas Kel. Sakuli)
Hujan yang terus menerus turun selama 3 hari telah menyebabkan Banjir di kelurahan sakuli kecamatan Latambaga kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara, banjir ini terjadi pada tanggal 21 Juli 2018 yang menyebabkan beberapa rumah tenggelam dan telah merugikan masyarakat Sakuli yang tinggal di sekitar bantaran Sungai. Nampak pak Surdin SH ( Bhabinkamtibmas kelurahan Sakuli ) dari unsur Polri sedang menggerakan warga kelurahan untuk membantu warga  yang mengalami musibah banjir.

Banjir ini telah menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi warga kelurahan Sakuli terutama yang tinggal di sekitar bantaran sungai, semua barang-barang berharga yang ada dalam rumah mereka ikut terendam untung saja kejadian ini terjadi di sekitar pukul 05.00 pagi sehingga tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Kejadian ini merupakan banjir yang cukup parah dalam empat tahun terakhir berdasarkan penuturan warga kelurahan Sakuli . Jika ditelusuri lebih jauh banjir ini mungkin saja di sebabkan oleh berkurangnya daya tampung air pada daerah tangkapan air di hulu sungai sakuli, sehingga menyebabkan aliran air permukaan menjadi tidak terkendali. Hal lain yang menjadi penyebab karena banyaknya bukaan kawasan hutan di hulu sungai Sakuli yang diperuntukan untuk perkebunan cengkeh, pala dan kakao oleh masyarakat dari beberapa kelurahan.

Selain itu curah hujan yang tinggi telah menambah volume limpasan air permukaan yang menyebabkan meluapnya sungai Sakuli yang makin sempit pada beberapa daerah alirannya.
Banjir di kolaka bukan hanya di kelurahan sakuli saja, di kecamatan Mowewe dan Tinondo pun mengalami hal yang sama, bahkan sebahagian warga di kecamatan mowewe dan tinondo terkepung banjir .
salah satu rumah warga Sakuli yang terendam akibat banjir
Upaya Pencegahan 

Pada dasarnya bencana alam akibat banjir, dan tanah longsor masih dapat di hindari pada masa-masa yang akan datang dengan catatan harus ada gerakan bersama untuk meminimalisir kerusakan alam dari tangan-tangan kita sendiri, bisa jadi karena ambisi penguasaan lahan secara besar-besaran tanpa memperhitungkan dampak lingkungan menjadi penyebab musibah banjir dan tanah longsor yang kita alami sekarang ini.

Upaya pencegahan dari musibah banjir dan tanah longsor dapat dilakukan mulai sekarang secara bersama-sama , yakni pencegahan pembukaan lahan-lahan perkebunan di hulu sungai, pengkayaan tanaman pada lahan-lahan kritis atau gundul oleh para pihak yang ada di daerah  beresiko banjir dan tanah longsor.

Akan tetapi jika tidak ada upaya nyata untuk pencegahan bahaya banjir dan tanah longsor maka kemungkinan musibah banjir dan tanah longsor akan terulang kembali, pada daerah yang sama.

Semoga kita semua dapat memaknai tanda-tanda alam untuk memperbaikinya dan tidak merusaknya lagi.

Sekedar share keperihatinan....semoga kita semua mau memperhatikan peringatan Alam semesta....


Jumat, 20 Juli 2018

Cara mudah membuat bibit bunga puring

Berbagai jenis Puring
               Bunga Puring, merupakan jenis bunga yang banyak di gemari oleh ibu-ibu rumah tangga baik yang tinggal di perkotaan maupun di pedesaan. Berbagai jenis bunga Puring menghiasi hampir setiap halaman rumah di perkotaan dan pedesaan, mereka tidak segan-segan mengeluarkan duit yang cukup besar untuk membeli bibit bunga dan Pot yang akan di pajang di halaman rumah mereka sehingga menambah suasana indah halaman rumah mereka. Kegemaran para ibu-ibu untuk mengoleksi berbagai jenis bunga puring terkadang tanpa mereka sadari telah di kelabui oleh para penyedia bibit bunga, mereka sering di perkenalkan jenis bunga puring impor, bahkan puring jenis tertentu yang harganya sangat mahal padahal mungkin saja bibit yang ditawarkan merupakan hasil pengembangan perbanyakan bibit dari kebun bibit para penyedia bibit.
Perbanyakan bibit tanaman bunga puring sebenarnya sangatlah mudah jika saja para ibu-ibu bersabar membuat sendiri dengan cara okulasi atau cangkokan dari bunga puring yang sudah ada. sayangnya mungkin karena kesibukan atau ketidaktahuan cara mencangkok sehingga untuk jenis puring biasa saja harus membeli dari penyedia bibit bunga.
berdasarkan pengalaman teknik pembuatan bibit, kami mencoba ingin berbagi kepada para penggemar bunga untuk membuat bibit sendiri dengan cara :

1. Bunga puring yang ada di halaman rumah di cangkok batangnya, carilah batang yang telah   
    berdiameter 1 cm, atau sebesar pensil.
2. Cara mencangkok :
a.  Kupas kulit batang bunga kira-kira sepanjang 4-5 cm, perkirakan sekitar 25 cm dari permukaan
    tanah.
b. Setelah batang yang dikupas bersih dari lendir, lalu tempelkan tanah humus yang telah di campur
    butiran sabut kelapa, lalu bungkus dengan plastik gula kemudian di ikat.
c. Hasil cangkokan di anggap berhasil jika, akar dari hasil cangkokkan telah keluar dan kelihatan
    berwarna putih.
d. Selanjutnya potong batang bunga yang telah dicangkok kira-kira 0,5 cm dari batas pembungkus
    plastik bahagian bawah.
e. Selanjutnya bibit hasil cangkokan di masukan ke dalam polybag yang terlebih dahulu telah di isi
    media tumbuh ( Tanah, pasir dan kompos ).
f. Setelah bibit-bibit bunga di masukan di polybag maka dilakukan penyiraman, dan perawatan untuk
   mendapatkan pertumbuhan bunga yang sehat dan subur.


 Demikian teknik sederhana perbanyakan bibit bunga dari jenis Puring, dengan cara Cangkok.
Sekedar share http://kelincipercobaan.com/semoga bermanfaat....

Selasa, 17 Juli 2018

Kayu Ulin di rumah panggung



             Kayu Ulin merupakan kayu klas awet yang memiliki daya tahan berpuluh-puluh tahun, kayu jenis ini banyak tumbuh di pulau kalimantan, khususnya di kalimantan timur. Jenis kayu ini sangat digemari oleh sebahagian besar masyarakat yang bermukim di Sulawesi Selatan, khususnya bagi mereka yang masih mempertahankan budaya rumah panggung, dan menjadi nilai prestise bagi mereka yang menggunakan kau Ulin sebagai bahan bangunan rumah panggung mereka.
Memiliki rumah panggung berbahan kayu Ulin masih dianggap sebagai golongan orang-orang kaya dan bangsawan di sebahagian daerah di Sulawesi Selatan, betapa tidak untuk membangun sebuah rumah panggung dengan tiang kayu ulin, menghabiskan biaya antara 300 juta - 1 miliar rupiah. Untuk memperoleh tiang-tiang utama dari kayu Ulin mereka harus menunggu bertahun-tahun dengan harga yang sangat tinggi, mereka menunggu para cukong kayu dari pulau kalimantan yang juga merupakan masyarakat sulawesi selatan yang bermukim di pulau kalimantan.
Salah satu kabupaten yang masih gemar membangun rumah panggung di sulawesi selatan misalnya kabupaten enrekang, hampir 50 % rumah-rumah mereka masih rumah panggung dengan konstruksi kayu berbahan kayu Ulin untuk tiang-tiang utama dan gelagar.
sedangkan dinding dan lantai, mereka gunakan kayu merah yang berasal dari sulawesi tenggara, yang terkenal penghasil kayu kumea dalam bahasa daerah sulawesi. kedua jenis kayu ini sebahagian besar tumbuh di kawasan hutan lindung bahkan di kawasan hutan konservasi yang seharusnya dijaga dan dilestarikan. 
            Kayu Ulin yang berasal dari kalimantan berdasarkan beberapa pekerja rumah kayu memiliki dokumen resmi sehingga bisa masuk di enrekang sebagai salah satu kabupaten yang banyak membutuhkan kayu Ulin untuk konstruksi rumah panggung mereka. dari diskusi dengan para pekerja rumah panggung, setiap rumah panggung ukuran 16 tiang, paling tidak membutuhkan kayu ulin sebanyak 10 -15 M3 dari berbagai ukuran, maka tidaklah mengherankan jika nilai prestise dari para pemilik rumah panggung naik setelah mampu membangun rumah panggung berbahan kayu Ulin.
maka tidaklah berlebihan kita boleh mengatakan bahwa " jika hutan lindung dan konservasi yang ditumbuhi kayu ulin " tidak kita temukan lagi di kalimantan maka bolehlah kita datang berkunjung di rumah-rumah panggung yang banyak berjejer di hampir seluruh wilayah kabupaten di sulawesi selatan.
Rumah-rumah panggung berbahan kayu klas awet (Ulin dan merbau ) juga boleh dikatakan sebagai penyebab hancurnya hutan lindung dan konservasi di kalimantan dan sebahagian kawasan hutan di indonesia. Rumah panggung telah menjadi ikon sulawesi secara umum akan tetapi menjadi penyebab kerusakan hutan di Indonesia. kita boleh berbangga memiliki rumah kayu dari kayu Ulin dan merbau, tapi akan marah dan tidak akan bangga di sebut sebagai perusak hutan di Indonesia.

sekedar share semoga ada manfaat....

Senin, 16 Juli 2018

Menelusuri Mangrove pesisir Konawe Selatan

http://kelincipercobaan.com/

              Konawe selatan memiliki wilayah pesisir yang cukup panjang, di mulai dari perbatasan kabupaten bombana, sampai perbatasan kota kendari. wilayah pesisir ini sebahagian besar ditumbuhi oleh hutan bakau dari berbagai jenis, sebahagian lagi berupa pasir pantai yang seringkali menjadi tujuan kunjungan wisata bagi masyarakat Konawe Selatan dan kota-kota lain yang berdekatan. Pada tahun 80-an s.d 2000-an, kawasan mangrove di pesisir konawe selatan masih merupakan andalan bagi Dinas kehutanan provinsi Sulawesi Tenggara , dan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai Konawe Selatan. Dengan kondisi mangrove yang ada saat itu,  para nelayan dengan mudahnya mereka mencari ikan, udang dan kepiting untuk mereka Jual di pasar-pasar tradisional, bahkan di pasar kota kendari dengan harga yang telah mulai meningkat.
Sayangnya kondisi ini tidaklah bertahan lama sehingga Nelayan pesisir tidak dapat lagi memperoleh ikan , udang dan kepiting seperti dahulu. saat ini para Nelayan tidak lagi dengan mudahnya mereka memperoleh ikan, udang dan kepiting akibat kerusakan hutan mangrove dipesisir konawe selatan. 
Kerusakan hutan mangrove, di mulai dengan masuknya PT.Rimba Raya untuk mengolah kayu dari hutan mangrove yang akan di ekspor keluar negeri, di tambah lagi setelah proses penebangan kayu, di kawasan hutan, maka masuklah para petambak Udang merubah kawasan hutan menjadi tambak-tambak ikan dan udang. hutan mangrove ditebang dan dimatikan untuk memuluskan pembukaan lahan-lahan tambak, sampai sekarang ini.
Kerusakan kawasan hutan akibat pengrusakan ini telah menimbulkan minimnya hasil-hasil perikanan tangkap di pesisir pantai mangrove seperti ikan, udang dan kepiting yang dapat dimanfaatkan oleh masyaarakat sekitar konawe selatan.